PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI (PENGERTIAN SERTA UNSUR UNSUR KOMUNIKASI)
RESUME
Judul buku : Pengantar Ilmu Komunikasi (edisi keempat)
Penulis : Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M. Sc.
Penerbit : PT RajaGrafindo Persada
Tahun terbit : 2019
Pengantar Ilmu Komunikasi (edisi keempat). Oleh Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M. Sc.
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Pengertian komunikasi berakar pada kata latin Communis yang artinya membuat kebersamaana atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi (Cherry dalam stuart, 1983).
Harrold D. Lasswell juga mengemukakan sebuah definisi singkat bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu komunikasi ialah menjawab pertanyaan "siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, dan dengan akibat atau hasil apa".
Definisi yang lebih luas juga dikemukakan oleh Steven, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya.
Definisi baru yang berhasil dikembangkan oleh Rogerrs bersama Lawrence Kincaid (1981) yang menyatakan bahwa :
" Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam".
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh karena itu komunikator biasa disebut pengirim, sumber / source atau encoder.
B. USUR UNSUR KOMUNIKASI
BAB 8
KOMUNIKATOR
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Oleh karena itu, komunikator biasa disebut pengirim, sumber, source atau encoder.
Syarat Menjadi Seorang Komunikator :
A. Mengenal diri sendiri
Dalam hal memahami diri sendiri, Joseph Luft dan Harrington Ingham memperkenalkan sebuah konsep yang di kenal dengan nama "Johari Window" ( Jendela Johari) , sebuah kaca jendela terdiri atas empat bagian, yakni
• Wilayah terbuka (open area)
Wilayah terbuka (open area) adalah kita mengenal diri kita dalam hal kepribadian, kelebihan dan kekurangan kita sendiri, dan juga diketahui oleh orang lain.
• Wilayah buta (blind area)
Wilayah buta (blind area)adalah orang tidak mengetahui kekurangan yang dimilikinya, tetapi justru sebaliknya kekurangan itu diketahui oleh orang lain.
• Wilayah tersembunyi (hidden area)
Wilayah tersembunyi (hidden area) >adalah kemampuan yang kita miliki tersembunyi sehingga tidak diketahui oleh orang lain.
• Wilayah tak dikenal (unknow area)
Wilayah tak dikenal (unknow area)adalah wilayah yang paling kritis dalam komunikasi, sebab selain diri kita sendiri tidak mengenal diri, juga orang lain tidak mengetahui siapa kita.
B. Kepercayaan
Kreasibilitas seorang pembicara atau penulis bisa diperoleh, bila ia memiliki keterampilan berkomunikasi secara lisan atau tertulis (communication skills), pengetahuan yang luas tentang apa yang dibahasnya (knowledge), sikap jujur dan bersahabat (attitude), serta mampu beradaptasi dengan sistem sosial dan budaya (social and cultural system) dimana khalayaknya berada.
C. Daya Tarik
Faktor daya tarik (attractiveness) banyak menentukan berhasil tidaknya komunikasi. Pendengar atau pembaca bisa saja mengikuti pandangan seorang komunikator, karena ia memiliki daya tarik dalam hal kesamaan (similarity), dikenal baik (familiarity), disukai (liking), dan fisiknya (physics).
• kesamaan (similarity). Maksudnya dengan adanya kesamaan demografis, seperti bahasa, agama, suku, daerah asal, partai atau ideologi akan cenderung memudahkan khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan.
• Dikenal baik (familiarity). Maksudnya seorang komunikator yang dikenal baik lebih cepat diterima oleh khalayak daripada mereka yang tidak dikenal, sebab khalayak tidak akan ragu terhadap kemampuan dan kejujurannya.
• Disukai (liking). Artinya komunikator yang memiliki kesamaan dan sudah dikenal, sehingga pada akhirnya akan disenangi oleh khalayak.
• Penampilan fisik (physic). Maksudnya seorang komunikator sedapat mungkin memiliki bentuk fisik yang sempurna. Fisik yang gagah dan cantik akan menawan penerima, apalagi kalau disertai kemampuan menguasai masalah yang dibawakannya.
D. Kekuatan
Kekuatan (power) ialah kepercayaan diri yang harus dimiliki seorang komunikator jika ia ingin memengaruhi orang lain.Selain itu, kekuatan juga bisa diartikan sebagai kekuasaan dimana khalayak dengan mudah menerima suatu pendapat kalau hal itu disampaikan oleh orang yang memiliki kekuasaan.
BAB 9
PESAN (KODE VERBAL DAN NON VERBAL)
Dalam proses komunikasi, kita tidak bisa melepaskan diri dari apa yang di sebut symbol dan kode, karena pesan yang dikirim komunikator kepada penerima terdiri atau rangkaian symbol dan kode.
a. Simbol dan Kode
Menurut David K Berlo (1960) simbol adalah lambang yang memiliki suatu objek, sementara kode adalah seperangkat simbol yang telah disusun secara sistematis dan teratur sehingga memiliki arti.
Pemberian arti pada symbol adalah suatu proses komunikasi yang dipengaruhi oleh kondisi social budaya yang berkembang pada suatu masyarakat. Maka dapat disimpulkan bahwa.
- Semua kode memiliki unsure nyata ;
- Semua kode memiliki arti ;
- Semua kode tergantung pada persetujuan para pemakainya ;
- Semua kode meiliki fungsi ;
- Semua kode dapat di pindahkan, apakah melalui media atau saluran-saluran komunikasi lainnya.
• Kode Verbal
Dalam pemakaiannya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefenisikan sebagai seperangkat kata yang telah disusun secara berstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti.
• Kode Nonvebal
Manusia dalam berkomunikasi selain memakai kode verbal juga memakai kode nonverbal. Kode nonverbal biasa disebut bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language). Kode nonverbal biasa dibagi menjadi beberapa bentuk :
Kinetik (ditunjukan oleh gerakan badan), gerakan mata, sentuhan, diam, postur tubuh,kedekatan dan ruang,artifak dan visualisasi, warna, waktu, bunyi,bau
Penyusunan pesan ada bersifat informatif yang lebih menekankan pada perluasan wawasan dan kesadaran khalayak. Penyusunan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak.
B. Teknik pengolahan pesan
Ada dua model dalam penyusunan pesan menurut cassandra, yakni :
1. Penyusunan Pesan yang Bersifat Informatif.
Model penyusunan pesan yang bersifat informatif ini lebih banyak ditujukan pada perluasan wawasan dan kesadaran khalayak. Prosesnya lebih banyak bersifat difusi atau penyebaran, sederhana, jelas, dan tidak banyak menggunakan jargon atau istilah-istilah yang kurang populer di kalangan khalayak.
Ada empat macam penyusunan pesan yang bersifat informatif, yaitu ;
a. Space Order yaitu penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang, seperti internasional, nasional, dan daerah.
b. Time Order yaitu penyusunan pesan berdasarkan waktu atau periode yang disusun secara kronologis.
c. Deductive Order yaitu penyusunan pesan mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada yang khusus. Misalnya penyusunan Garis-garis Besar Haluan Negara dan Repelita.
d. Inductive Order ialah penyusunan pesan yang dimulai dan hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang bersifat umum.
Model penyusunan pesan informatif biasanya banyak dilakukan dalam penulisan berita dan artikel oleh para wartawan dengan model Piramid terbalik.
2.Penyusunan Pesan yang Bersifat Persuasif.
Model penyusunan pesan ini memiliki tujuan untuk mengubah persepsi, sikap, dan pendapat khalayak. Oleh sebab itu, penyusunan pesan persuasif memiliki sebuah proposisi. Proposisi disini ialah apa yang dikehendaki sumber terhadap penerima sebagai hasil pesan yang disampaikannya, artinya setiap pesan yang dibuat diinginkan adanya perubahan.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai teknik persuasif;
a. Fear Appeal ialah metode penyusunan atau penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakutan kepada khalayak.
b. Emotional Appeal ialah cara penyusunan atau penyampain pesan dengan berusaha menggungah emosional khalayak, misalnya mengungkakan masalah suku, agama, kesenjangan ekonomi, diskriminasi, dan sebagainya.
c. Reward Appeal ialah cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan menawarkan janji-janji kepada khalayak.
d. Motivational Appeal ialah teknik penyusunan pesan yang di buat bukan karena janji-janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khalayak sehingga mereka dapat mengikuti pesan-pesan itu.
e. Humorious Appeal ialah teknik penyusunan pesan yang di sertai dengan humor, sehingga dalam penerimaan pesan khalayak tidak merasa jenuh.
BAB 10
MEDIA
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media yang dimaksud dalam buku ini, ialah Media yang digolongkan atas empat macam, yakni :
A. Media antarpribadi
Untuk hubungan perorangan (antarpribadi), Media yang tepat digunakan ialah kurir (utusan), surat, dan telepon.
B. Media Kelompok
Dalam aktivitas komunikasi yang melibatkan khalayak lebih dari 15 orang, maka Media komunikasi yang banyak digunakan adalah media kelompok, misalnya, rapat, seminar dan konferensi.
C. Media Publik
Kalau khalayak sudah lebih dari 200-an orang, maka media komunikasi yang digunakan biasanya disebut media public, misalnya rapat akbar, rapat raksasa dan semacamnya.dalam rapat akbar, khalayak berasal dari berbagai macam bentuk, namun masih mempunyai homogenitas, misalnya kesamaan partai, kesamaan agama, kesamaan kampong, dan lain-lain.
D. Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. Berikut adalah karakteristik media massa ;
• Melembaga
• satu arah
• luas dan serentak
• bersifat terbuka
• memakai peralatan mekani
BAB 11
GANGGUAN DAN RINTANGAN KOMUNIKASI
Gangguan komunikasi bisa terjadi pada semua elemen atau unsure-unsur yang mendukungnya, termasuk factor lingkungan di mana komunikasi itu terjadi. Menurut Shannon dan Weaver mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif.
Sedangkan rintangan komunikasi dimaksudkan ialah adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima.
Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas enam macam, yaotu sebagai berikut ;
1. Rintangan Fisik
Rintangan fisik dapat dibagi atas tiga jenis, yakni :
a. Rintangan geografis
Ialah rintangan yang disebabkan oleh kondisi alam, misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, jalur transportasi dan semacamnya.
b. Rintangan Organik
Dalam komunikasi antar manusia, rintangan fisik juga diartikan karena adanya ganguan organik, yakni tidak berfungsi salah satu pancaindera pada penerima.
c. Gangguan Alat (teknis)
Jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan (channel noise).
2. Rintangan Sosial Budaya
Ada beberapa macam rintangan sosial budaya yang menyebabkan komunikasi tidak bisa berlangsung dengan baik, antara lain:
a. Rintangan Semantik dan Psikologis
Ialah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan (Blake, 1979).
b. Rintangan Kerangka Berpikir
Ialah rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi.
c. Rintangan Budaya
Ialah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.
d.Rintangan Status
Ialah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial di antara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan junior atau atasan dan bawahan.
BAB 12
PENERIMA
Penerima biasa disebut dengan istilah khalayak, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa,audience, decoder atau komunikan. Khalayak adalah salah satu actor dari proses komunikasi. Karena itu unsure khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak.
Ada tiga aspek yang perlu diketahui seorang komunikator menyangkut khalayaknya, yaitu aspek sosiodemografik, aspek profile psikologis, dan aspek karekteristik perilaku khalayak.
1. Aspek sosiodemografi.
Komunikator perlu memahami hal-hal seperti jenis kelamin, usia, populasi, lokasi, tingkat pendidikan, bahasa, agama, pekerjaan, ideologi, pemilikan media.
2. Aspek profil psikologis
Ialah memahami khalayak dari segi kejiwaannya sperti emosi, bagaimana pendapat mereka?, adakah keinginan mereka yang perlu dipenuhi?, Apakah selama ini mereka menyimpan rasa kecewa, frustrasi, atau dendam dan lainnya.
3. Aspek karakteristik
Perlu diketahui hal-hal seperti hobi, nilai dan norma, motilitas sosial, dan perilaku komunikasi khalayak.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui data sosiodemografik, profile Psikologis dan karakteristik perilaku khalayak, yakni ;
1. Survei
Cara ini hasilnya cukup akurat, hanya saja memerlukan waktu, biaya, dan tenaga yang cukup.
2. Melihat data potensi atau buku statistic yang ada
Cara ini lebih praktis, mudah, dan murah. Hanya saja kemungkinan data yang diperlukan tidak tersedia.
3. Wawancara
Cara ini juga mudah dan praktis. Hanya saja ada kemungkinan memiliki keterbatasan, terutama dalam daya ingat dan tercampurnya kepentingan pribadi dari responden.
BAB 13
PENGARUH
Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowladge), sikap (attitude) dan perilaku (behavior). Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai tujuan, yakni memengaruhi khalayak atau penerima.
Dalam komunikasi antarpribadi dan kelompok, pengaruh dapat diamati secara langsung, misalnya penerima terlihat gembira mendengar cerita lucu atau sekedar mengangguk-anggup sebagai tanda mengerti terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara.
Namun sebaliknya, dalam komunikasi massa, pengaruh tidak begitu mudah diketahui, sebab selain sifat massa tersebar, juga sulit dimonitor pada tingkat mana pengaruh itu terjadi.
Pada tingkatan pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat.
Antara perubahan persepsi dan perubahan pendapat terdapat hubungan yang sangat erat, sebab persepsi yang dilakukan dengan interprestasi dapat diorganisasi menjadi pendapat.
Adapun yang dimaksud perubahan sikap, ialah adanya perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisasi dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu objek baik yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya.
Sementara itu pada perubahan perilaku ialah perubahan yang terjadi dalam bentuk tindakan.
FaKtor lain yang perlu mendapat perhatian dalam pengaruh, ialah umpan balik (feedback). Sebenarnya umpan balik adalah pengaruh yang langsung di terima oleh sumber dari penerima. Umpan balik bisa berupa data, pendapat, komentar atau saran.
Sekian resume buku yang dapat saya buat.
Tulisan pada blog ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi.
Dosen pengampu : Irmawanti, S. I.Kom., M.I.Kom.
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Penulis :Agnes Roni Arta Siregar
Nim : C1D122039
JURUSAN/ PRODI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
Komentar
Posting Komentar